4 Sikap yang Harus Dimiliki Founder Startup

Di balik titel dan imej yang seolah mentereng sebagai seorang ‘founder startup, tentunya ada tanggung jawab berat yang diemban. Berikut empat sikap dan cara berpikir yang perlu dimiliki setiap founder.

Kala melihat kesuksesan startup seperti AirBnB atau Uber, atau startuplain yang disebut unicorn alias bervaluasi sekitar 1 miliar dolar Amerika, memang mungkin menjadi seorang founder startup, orang yang membangun startup from scratch, kesannya cool alias keren. Namun di balik itu, tentunya mengintip sebuah tanggung jawab yang berat.

Tidak hanya memimpin tim dan menggunakan kekuatan tersebut untuk menciptakan sebuah produk atau layanan jasa, namun ia juga dituntut bisa menentukan arah dan membawa bisnisnya ke arah kesuksesan.

4 Sikap yang Harus Dimiliki Founder Startup

Keputusan dan pilihan yang ia ambil, akan selalu berefek kepada bisnis. Berikutbeberapa sikap dan cara berpikir yang harus diterapkan setiap founder.

1. Optimistis tetap terjaga

Hal utama dalam memimpin sebuah startup adalah seorang founder harus memiliki sikap optimistis, secara konstan. Tanpa adanya keyakinan yang baik, sikap menyerah akan cepat datang dan mudah menyerang.

Pastinya dalam menjalankan startup, rintangan akan datang. Bisa saja kamu akan kekurangan modal, kehilangan anggota tim, atau tekad yang memudar. Nah, di sinilah Hitsssters butuh keyakinan yang baik mengenai usaha yang dibentuk.

Untuk mengurangi stres, bisa dilakukan dengan berbagai cara, misalnya relaks dengan bermain game sejenak, melakukan outing dengan tim, dan jangan lupa senantiasa berpikir positif. Kamu juga bisa ceritakan masalahmu kepada sahabat, keluarga, atau rekan sesama founder, untuk meringankan beban pikiran, dan bukan tidak mungkin solusi akan didapat.

Dan, jangan ragu ragu ya, Hitsssters! Yakin atas setiap keputusan yang diambil, dan percaya diri dengan apa yang kamu bangun dan miliki, sebagai fondasi utama sikap seorang founder.

2. Tidak melulu ‘money oriented’

Bagi sebagian orang, kesuksesan dinilai melalui jumlah uang yang dimiliki. Tidak salah memang, namun tidak melulu harus demikian.

Saat membangun startup, pastikan keinginanmu dalam membangun bisnis tersebut bukan semata-mata karena uang. Memang, uang dapat menghidupimu dan bisnismu secara layak, tapi jangan jadikan mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya, sebagai satu-satunya tujuanmu berbisnis.

Tujuan utama dari bisnis yang kamu buat, haruslah memberikan solusi atas kebutuhan masyarakat. Lebih dari itu, usahakan bisnismu menjadi jawaban atas perubahan positif dan nilai tambah, yang telah dinanti di tengah masyarakat. Dengan memiliki tujuan selain uang, kamu menjadikan startup-mu sebagai tempat memberikan manfaat baik bagi orang lain.

3. Tidak ‘overthinking’, bekerja keras sambil nikmati prosesnya

Berpikir, berpikir, dan berpikir. Seorang founder kerap dituntut harus cepat dalam berpikir, dan selanjutnya bertindak.

Mengambil keputusan, dan memutuskan iya atau tidak. Kecepatan dalam menentukan sesuatu, juga harus dibarengi dengan ketepatan pilihan.

Sehingga kadang, ada banyak orang yang merasa ruang untuk salah di lingkungan startup sangat kecil, bahkan tidak ada. Seorang founder startupseolah dituntut sempurna dan tanpa cela. Sebab jika gagal, maka startupjuga gagal, dan tidak akan berkembang lagi selamanya.

Salah satu pelajaran berharga dari pengembangan startup, adalah mengingat bahwa kegagalan sangat mungkin terjadi. Justru ingatlah, tidak penting bagaimana kamu bisa gagal, sebab yang penting adalah caramu bangkit dari kegagalan tersebut.

‘Overthinking’ atau kebiasaan berpikir terlalu jauh, bisa berakibat buruk bagi kesehatan fisik dan mentalmu. Oleh karena itu, bekerja keras itu pasti, namun jangan lupa untuk terus nikmati proses perjalanannya dalam membangun startup-mu.

 4. Pandai memanfaatkan sumber daya

Tentu saja, sebagai seorang founder, kamu akan membentuk sebuah tim, mencari tempat bekerja, melengkapi peralatan yang dibutuhkan, dan lainnya. Tidak jarang, elemen pelengkap tersebut tidak sesuai dengan harapanmu. Lalu, bagaimana cara menghadapinya?

Startup biasanya bersinonim dengan sumber daya yang serba terbatas. Oleh karena itu, menjadi tugas founder, untuk menanamkan mindsetuntuk bersikap efektif dan efisien, kepada setiap anggota timya.

Misalnya untuk biaya promosi, sebab anggarannya terbatas, bukan berarti tidak boleh berpromosi. Tapi anggota tim harus tahu, medium promosi mana yang paling tepat, dan keberhasilannya dapat diukur, apakah lewat televisi atau digital, agar anggaran yang ada dapat termaksimalkan.

Begitu juga dengan sumber daya, seperti anggota tim. Tugas utamafounder adalah merekrut orang yang tepat, dan terus mempertahankannya dalam tim.

Merekrut orang yang tepat, terkadang juga diiringi dengan menyudahi orang yang salah. Selain itu, founder juga harus pandai menempatkan orang dengan tepat, dan menjaga agar orang yang tepat itu tidak turun motivasinya (terdemotivasi), agar semua berhasil mencapai goal.