Franchise Pokemon memang dimiliki oleh Nintendo. Namun, developer dibalik Pokemon Go adalah Niantic Labs, yang awalnya berdiri sebagai bagian dari Google sebelum mereka memutuskan untuk keluar dan menjadi perusahaan mandiri.

Niantic Labs, Kreator Pokemon Go yang Dulunya Punya Google

Berdirinya Niantic diawali oleh mimpi salah satu eksekutif Google yang kini menjadi CEO Niantic Labs, John Hanke. Ketika bekerja di Google, Hanke merupakan salah satu tokoh penting dibalik kesuksesan Google Maps dan Google Earth. Dia lalu diberi kebebasan untuk membentuk Niantic di 2010. Bersama dengan beberapa teknisi lain, dia memiliki satu tujuan: membuat aplikasi berdasarkan teknologi pemetaan milik Google.

Recode melaporkan, di bawah Google, Niantic sempat meluncurkan dua aplikasi Android, yaitu Field Trip, sebuah layanan notifikasi berdasarkan lokasi dan Ingress, game mobile multiplayer yang dibuat berdasarkan tempat yang ada di dunia nyata. Pada dasarnya, Pokemon Go adalah Ingress yang dibuat kembali dengan karakter Pokemon.

Niantic lalu dijadikan “unit bisnis mandiri”. Menurut seseorang yang tahu mengenai seluk beluk berdirinya Niantic, sejak awal, Niantic hanya memiliki dua pilihan, yaitu memberikan teknologi mereka pada Google atau berdiri sendiri sebagai perusahaan mandiri.

Niantic memang menjadi perusahaan mandiri ketika Google melakukan restrukturisasi dan Alphabet — yang menjadi perusahaan induk Google — berdiri. Namun, rencana ini sebenarnya sudah ada sebelum restrukturisasi Google dimulai. Seiring dengan meningkatnya popularitas Ingress, Niantic menjadi perusahaan yang lebih fokus pada industrigaming dan tidak lagi menjadi perusahaan di bawah Google.

Ketika itu, Google berkata, “Mereka kini telah siap untuk mempercepat pertumbuhan mereka dengan menjadi perusahaan mandiri, yang akan membantu mereka untuk mendekati para investor dan rekan di dunia hiburan.”

Beruntung bagi Niantic karena tampaknya, fakta bahwa mereka adalah perusahaan mandiri merupakan alasan mengapa Nintendo akhirnya setuju untuk bekerja sama membuat Pokemon Go. Pada Business Insider, Hanke berkata bahwa apa yang dia lakukan “selalu melawan keinginan Google untuk menjadi netral.”

Google menyukai platform — seperti app store dan map. Mereka tidak ingin terlihat menganakemaskan satu pengembang. Selain itu, perusahaan yang berpotensi menjadi rekan Niantic, seperti Nintendo, biasanya lebih memilih untuk bekerja sama dengan sebuah perusahaan independen daripada dengan perusahaan raksasa seperti Google.

Selain itu, Google tidak keberatan untuk melepas Niantic karena mereka juga telah menanamkan uang yang tidak sedikit di Magic Leap, startupyang juga bergerak di bidang AR dan gaming, sama seperti Niantic.

Jadi, apakah keputusan Google untuk melepaskan Niantic adalah sebuah kesalahan?

Sepertinya Google mengambil keputusan yang tepat dengan melepaskan. Jika Niantic berhasil membuat game yang sangat populer berkat kemandirian dan fleksibilitasnya sebagai perusahaan mandiri, maka Google dapat mengklaim bahwa mereka berhasil menjadi inkubator untuk perusahaan-perusahaan yang sukses dan menarik.

Selain itu, kesuksesan Niantic dengan Pokemon Go juga dapat membuat masyarakat terbiasa dengan teknologi AR, yang dapat membantu Google menyukseskan Tango.