Selama pemerintah masih memberlakukan social distancing atau yang sekarang juga dikenal dengan physical distancing , penerapan kerja dari rumah atau working from home bisa terus diterapkan.

Seharusnya working from home bukan menjadi kendala, terutama di tengah kehidupan kita saat ini yang sudah sangat dibantu oleh kemajuan teknologi. Menurut Dachriyanti Hamidi , certified industrial psychologist , hadirnya teknologi telah memungkinkan berbagai pekerjaan yang dilakukan seorang diri bisa dikerjakan dari mana saja, tanpa harus datang ke kantor. Asalkan, perangkat kerja yang dibutuhkan tersedia.

Namun, beradaptasi dengan kondisi working from home dan perubahan yang terjadi tidaklah mudah. Ada berbagai gangguan yang mungkin timbul saat seseorang bekerja dari rumah.

“Perlu dipahami bahwa pemahaman rumah selama ini adalah tempat untuk bersantai, beristirahat, berkumpul dengan keluarga, bukan untuk bekerja. Dan ketika seseorang di rumah ia menjalani perannya sebagai penghuni rumah. Misalnya, peran sebagai ibu, sebagai anak, atau suami,” ungkap Yanti.

Untuk itu menurut Yanti, ketika menerapkan working from home , tantangannya adalah bagaiman menjaga profesionalisme. Bahwa di rumah benar-benar mengalokasikan waktu untuk bekerja dan mencapai target yang diharapkan bersama.

“Harus ada komitmen dari diri kita untuk menjalani serta mentaati mekanisme yang ada. Penelitian menyebutkan bahkan ketika kita bekerja di kantor, hanya 60% waktu kita yang dipakai untuk bekerja, sisanya 20% untuk sosialisasi dan pengembangan diri. Ketika bekerja di rumah, setidaknya kita maksimalkan waktu yang 60% itu, agar produktivitas tidak menurun,” ungkapnya.

Beberapa tip berikut ini membantu Anda agar tetap efektif bekerja dari rumah:

1/ Tetapkan jadwal

Ketika menerapkan bekerja dari rumah, mindset banyak orang adalah bisa bekerja kapan saja. Akibatnya, seringkali orang yang bekerja dari rumah justru mendapati jam kerjanya memanjang karena berbagai gangguan. Itu sebabnya, menetapkan jam kerja di rumah sangat penting untuk membantu Anda tetap fokus. Jangan lupa memperhatikan kapan waktu beristirahat di sela-sela dan sesudah seharian bekerja.

Saran Yanti, sampaikan jadwal waktu bekerja Anda pada seluruh penghuni rumah, misalnya dari pukul 10.00 hingga 12.00, lalu lanjut dari pukul 13.00 hingga 17.00. Dengan demikian akan ada kesepakatan antara Anda dan anggota keluarga lainnya untuk meminimalisir gangguan saat Anda sedang bekerja.

2/ Mengatur ruang kerja Anda

Pilih satu lokasi di rumah dan tetapkan untuk menjadi area kerja. Lokasi tersebut sebaiknya mendapat cukup sinar matahari, tidak terlalu sempit, dan dekat dengan stop kontak atau sumber listrik. Dengan memiliki ‘ruang kerja’, Anda bisa menjadikannya sebagai tempat yang privasi dan memberikan Batasan bagi anggota keluarga lain.

Mengingat waktu physical distancing yang terung diperpanjang oleh pemerintah hingga beberapa minggu ke depan, tidak ada salahnya jika Anda membuat ruang kerja senyaman mungkin. Rapikan meja dan tambahkan peralatan penunjang bekerja seperti alat tulis, kertas, serta kotak khusus untuk menyimpan berkas-berkas penting. Letakkan salahs atu koleksi tanaman favorit di sekitar ruang kerja akan menambah semangat Anda setiap hari.

3/ Jangan lupa istirahat

Banyak orang mengeluhkan, bekerja dari rumah justru membuat mereka tidak bisa beristirahat dan kerap melewatkan waktu makan. Itu sebabnya, penting bagi Anda untuk menetapkan waktu kerja dan tentukan pula kapan waktu beristirahat.

Gunakan waktu istirahat untuk makan siang dan bercengkrama bersama anggota keluarga lainnya atau berbincang dengan teman dan kolega Anda. Bangun topik perbincangan yang ringan dan tidak berkaitan dengan pekerjaan dengan demikian Anda akan memiliki kehidupan sosial yang lebih seimbang. Tapi jangan lupa waktu, setelah jam istirahat selesai, kembalilah ke ‘ruang kerja’ Anda.

4/ Bangun komunikasi dengan tim

Tantangan lain dari bekerja di rumah adalah kemungkinan hambatan komunikasi. Karena tidak bertatap muka setiap hari. Walaupun begitu, menurut Yanti, hambatan komunikasi ini bisa diatasi salah satunya dengan membuat pertemuan rutin yang telah disepakati bersama, bisa di pagi atau sore hari. Apalagi kini perangkat komunikasi untuk menunjang WFH semakin banyak.

Bangun komunikasi dengan tim dengan membuat ekspektasi dan peraturan yang telah diinformasikan ke semua orang untuk memastikan pekerjaan terselesaikan. Anda bisa memanfaatkan Microsoft Teams atau software kolaborasi lainnya. Aturlah status daring Anda dengan semestinya (contohnya available ketika bekerja dan away ketika tengah beristirahat), atur suara dan kamera perangkat Anda sebelum interaksi virtual berlangsung, serta atur notifikasi dengan baik agar Anda nyaman bekerja.

Bisa dipastikan, ketika WFH tentunya Anda harus juga melengkapi diri dengan perangkat kerja yang mumpuni untuk melakukan semua tugas di rumah.

5/ Tetap positif dan bersosialisasi

Setelah dua minggu berdiam diri di rumah dan melakukan pekerjaan dari rumah, saat ini banyak orang yang mulai dilanda bosan. Ditambah lagi pemberitaan mengenai pandemi COVId-19 yang semakin meluas. Stres karena pekerjaan, rasa takut, dan bosan bisa mendorong demotivasi diri.

Bangun pikiran yang positif, termasuk kepercayaan pada tim dan saling bantu menyesuaikan diri dengan cara baru dalam bekerja ini. Ajak semua orang untuk meningkatkan kepedulian terhadap kesehatan diri seperti tidur cukup, berolahraga, dan makan teratur.

Luangkan waktu untuk menenangkan diri ketika Anda merasa tumpukan masalah Sudah membuat tubuh dan pikiran Anda lelah. Banyak cara yang bisa dilakukan, meditasi, mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa, hingga bersosialisasi lewat media sosial atau sesederhana menelepon sahabat terbaik untuk curhat. (f)

Faunda Liswijayanti