Pandemi global telah berdampak pada berbagai bisnis di seluruh dunia. Banyak pengusaha yang harus menemukan cara untuk mempertahankan bisnis mereka saat ini. Jika kamu salah satunya, tips-tips ini dapat membantumu melewati periode ini.

1. Mengelola stres

Hal pertama yang harus kamu lakukan adalah dengan mengelola stres untuk perubahan yang positif. Untuk mengelola stres, kamu bisa menerapkan prinsip 3M, yaitu menilai, menghargai, dan menyesuaikan. Pertama, cari tahu dari mana stres itu berasal. Kedua, hargai dirimu yang sudah menyadari situasi yang dihadapi, dan hargai dirimu yang telah memberikan perhatian terhadap stres itu sendiri.

Kamu juga dapat belajar menghargai berbagai hal baik yang telah kamu dapatkan seperti kesehatan yang baik, keluarga, dan teman-teman yang mendukung. Pada akhirnya, kamu dapat mulai memikirkan cara penyesuaian untuk mengurangi tuntutan, atau meningkatkan kapasitasmu. Ambil satu langkah kecil yang dapat meminimalisasi stres yang kamu hadapi.

Akhirnya, ketika suatu hari kamu merasa stres, kamu dapat menggunakan teknik-teknik tertentu untuk membantu menguranginya. Langkah pertama adalah menenangkan otak dengan pola pernapasan yang lambat. Penelitian telah menunjukkan bahwa pernapasan yang dilakukan 6 kali per menit dapat memicu respons relaksasi.

Langkah kedua dalam proses mengisi energi otak adalah dengan mengalihkan perhatianmu untuk merasakan emosi yang positif. Untuk melakukan ini, kamu dapat memikirkan sesuatu atau seseorang yang kamu syukuri.

Langkah terakhir adalah bawa perhatianmu pada apa yang paling penting atau paling berarti bagi kamu. Contohnya, ini mungkin pada akhirnya membutuhkan koneksi/hubungan penuh dengan keluarga kamu. Jika memang inilah kasusnya, beristirahatlah terlebih dahulu dari pekerjaanmu dan ubah mindset kamu untuk mempersiapkan diri di momen yang penting ini.

2. Bangun dan pertahankan saluran pemasaran dan penjualanmu

Media sosial memegang peranan penting sebagai sarana pemasaran di tengah pandemi. Kini orang jadi lebih aktif di media sosial untuk mencari inspirasi atau mengikuti berita terbaru. Saat menjelajah sosial media, pilih platform yang paling sesuai dengan kebutuhanmu. Misalnya, kamu ingin membangun relasi atau brand image ke ranah yang lebih profesional, maka LinkedIn adalah platform yang sempurna untukmu.

Selain untuk berjejaring, LinkedIn juga bisa membantu mengembangkan bisnis kamu. Seorang pengguna LinkedIn, Aulia Halimatussadiah, Co-Founder & Chief Marketing Officer Storial.co mengatakan: “Dengan adanya LinkedIn, kita bisa berbagi dan menunjukkan perkembangan dari bisnis yang kita miliki. Hal tersebut terjadi karena kita berhubungan dengan partners atau potential partners itu melalui LinkedIn, apalagi saat ini perusahaanku juga sedang mengadakan kegiatan fundraising. Melalui LinkedIn aku bisa menemukan banyak kesempatan, termasuk menemukan investor untuk bisnis yang sedang aku jalankan,”

Chief Executive Officer & Founder Krona juga menggunakan LinkedIn untuk mengembangkan bisnis yang dimilikinya. “LinkedIn membantu dan memengaruhi bisnis saya secara langsung atau tidak langsung. Sebagai seorang pemimpin perusahaan, saya perlu membangun kepercayaan. Secara reguler, saya mengunggah dan membagikan tentang inisiatif bisnis kami atau mendiskusikan topik yang relevan dengan industri saya di LinkedIn. Ketika kepercayaan orang tercipta, persepsi orang lain di LinkedIn juga akan terbangun. Akibatnya, itu akan mempengaruhi brand perusahaan saya. Jadi, bagaimana kita mencari network di LinkedIn, bagaimana kita berinteraksi di LinkedIn, dan dengan siapa kita berinteraksi di LinkedIn akan sangat berpengaruh,” kata Indra Jaya.

Selain itu, pastikan pesan tentang unique value proposition produkmu benar-benar tersampaikan. Konsumen akan dapat mengetahui seberapa unik produk kamu dari orang lain. Selain itu, hal yang tidak kalah pentingnya adalah setiap masukan dari pelanggan. Masukan tersebut dapat membantumu mengembangkan bisnis dengan benar.

3. Miliki skill baru yang bisa mendukung bisnismu

Bagi pemilik UKM, meningkatkan skill agar dapat beradaptasi di situasi new normal itu penting. Selama masa ini, kamu dituntut untuk mampu melahirkan inovasi supaya bisnismu tetap relevan dengan kebutuhan pasar. Mengambil keterampilan baru dapat membantumu dalam hal ini.

Di LinkedIn Learning, kamu bisa mengambil kelas untuk belajar berbagai skill seputar dunia bisnis, kreativitas, dan teknologi. Kamu juga bisa belajar ilmu-ilmu baru untuk meningkatkan soft skill . Contohnya, Aulia Halimatussadiah yang mengambil kelas-kelas seputar marketing , writing , dan leadership . “Aku ikutan kursus di LinkedIn Learning karena di sana banyak sekali tema atau topik yang bisa dipelajari dan video-video yang ditampilkan juga high quality banget. Overall, aku suka sama LinkedIn Learning karena platformnya bagus, baik dari sisi kualitas videonya, pemaparannya, maupun kualitas isinya,” kata Aulia.

Indra Jaya juga mengikuti LinkedIn Learning untuk pengembangan diri. Apalagi, narasumber/pembicara di LinkedIn Learning adalah para praktisi yang sudah ahli di bidangnya masing-masing. ”Para narasumber di LinkedIn Learning ‘kan mostly praktisi, jadi itu juga salah satu yang bikin saya nggak ragu untuk subscribe. Lalu, konten-konten yang biasa saya pelajari di LinkedIn Learning lebih ke how to develop business dan investment, dan hal yang lebih berhubungan dengan general business sih. Sebab, hal yang ingin saya pelajari lebih ke bisnis secara keseluruhan, bisnis internasional, dan investment,” kata Indra.

“Kita harus belajar dulu, baru kita bisa menawarkan jasa kita gitu lho, pada dasarnya,” kata Aulia.

Selama masa COVID-19, ditemukan bahwa lebih banyak pengguna LinkedIn mulai mengambil kursus di LinkedIn Learning untuk membantu mereka mengatasi new normal . Berikut adalah beberapa fakta menarik berdasarkan data platform LinkedIn global.

4. Kelola karyawan dan bisnismu pada masa-masa sulit

Saat pandemi ini, karyawan mudah sekali merasa patah semangat. Sehingga, kamu punya tanggung jawab untuk menjaga motivasi dan passion mereka. Mungkin kamu bisa ingatkan lagi tentang apa kontribusi usahamu untuk masyarakat. “At the very beginning part, kita mesti tempatkan orang sesuai dengan passion mereka masing-masing. Karena kalau tidak sesuai dengan passion, seindah apa pun kantornya, sebahagia apa pun kerjaannya pasti mereka tidak akan betah. Kedua adalah trust. Trust itu harus diberikan kepada pegawai karena kalau tidak, mereka tidak akan bekerja secara optimal. Ketiga, kita dari sisi manajemen pasti mengimplementasikan project management system, supaya kita bisa tracking secara online progress semua pekerjaan. Yang terakhir adalah lebih empati, kalau ada kendala, biasanya kita langsung re-group, dan tanyakan what can we help to solve the problem,” kata Indra.

Bahkan, kamu bisa menunjukkan apresiasimu pada karyawan dengan cara yang sederhana. “Selama pandemi, aku mengirimkan self-care package untuk anggota tim kita. Selain itu, kita juga bikin buka puasa bersama gitu, tapi online. Birthday party juga, kalau ada yang ulang tahun kita rayakan secara online juga,” kata Aulia.

Selain itu, buat garis besar tujuan bisnismu, pikirkan bagaimana bisnis kamu dapat adaptif untuk mencapai tujuan-tujuannya, dan identifikasi bagaimana bisnismu dapat berkontribusi dengan baik kepada publik, terutama di tengah pandemi COVID-19. Setelah itu, pastikan bahwa visi para pegawai juga selaras dengan tujuanmu.

5. Pastikan arus kas tetap stabil

Agar bisnis dapat bertahan, kamu perlu merencanakan, memantau, dan menyeimbangkan cash flow dengan cermat. Dalam menjaga keseimbangan cash flow , kamu perlu menekan biaya pengeluaran, menunda ekspansi bisnis, dan buatlah promo-promo yang menarik minat pembeli saat ini. Dengan demikian, kamu bisa mengurangi risiko keuangan dan melindungi profitabilitas bisnis yang tengah kamu jalankan.

Indra Jaya juga punya tips tambahan untuk membantu bisnismu tetap bisa survive. “Jadi yang pertama kita butuh untuk melakukan self-audit dulu, caranya adalah dengan menentukan mana yang perlu dan mana yang tidak perlu. Kedua, potong beberapa cost yang tersier dan sekunder di dalam bisnis kita. Yang ketiga, harus adaptasi. Contoh paling nyata adalah jika bisnis kita belum online atau goes to digital, kita harus sesegera mungkin beradaptasi karena saat ini semua sudah serba digital dan saat pandemi seperti sekarang, semua terbatas secara fisik. Entah itu jualan secara digital, atau operating secara digital, sehingga hal tersebut harus dikaji, dan segera dilakukan. Terakhir, penting sekali untuk kita open minded,” tutup Indra.

Untuk kamu yang bisnisnya terdampak, tetaplah berinovasi. Jika kamu butuh belajar skill baru, yuk langsung ikut online learning .