Social Media banyak digunakan Usaha Kecil dan Menengah untuk mendapatkan awareness, visibility dan exposure, bagaimana taktik untuk menjalankannya seringkali menjadi pertanyaan bagi pengusaha kecil yang sedang belajar apa yang harus dilakukan di social media. Kami mengajak Gracia Rolano (@Grolano), consultant dari Edelman Digital untuk berbagi saran-sarannya supaya UKM bisa dikenal di social media. Berikut adalah pendapatnya.

Strategi standar dari UKM untuk masuk ke social media adalah nge-tweet untuk mendapat diskon, tujuannya untuk mendapat recognition dan public kenal brandnya, diskon merupakan value proposition yang umum digunakan untuk menarik perhatian orang, misalnya harus menunjukkan kalau sudah nge-twit dapat bonus atau ketika Starbucks baru me-launch Mobile Appnya, kalau menunjukkan sudah pakai Mobile App Starbucks di BBnya dapat diskon atau gratis kopi ukuran kecil, hal-hal seperti ini cepat menyebar dan membantu visibility bagi product, setelah visibility mulai ada, bisa mulai mencoba dengan engaging content untuk meningkatkan awareness, misalnya mengadakan kuis harian kecil-kecilan “ayoo.. menu special kita apa hari ini??” kalau bisa nebak nanti dikasih voucher atau gratis minuman, hal-hal seperti ini yang dicari dan diintip orang, orang akan mengecek ada promo baru apa hari ini? Cara lainnya juga bisa melakukan promo yang tidak disangka-sangka, misalnya kalau di Carefour atau Hypermart atau Giant, kadang ada promo “Hanya jam 13 sampai 14 Roti didiskon” promo seperti ini tidak disangka sangka dan membuat orang selalu datang dan mengecek promo baru.

Ketika awareness dan visibility sudah ada, berikutnya adalah memberikan sesuatu yang berguna, brand-brand kecil atau brand baru kan belum punya fans yang loyal, sehingga harus membentuk loyal followers, caranya bukan dengan hardsell terus menerus melainkan lewat konten informasi hal-hal kecil tetapi banyak orang yang tidak tahu, misalnya “tau gak sih kalau minum itu lebih baik sambil duduk daripada sambil berdiri?” nah hal-hal seperti ini bisa menarik orang, orang akan melihat akun socmed Anda selain memberikan promo yang tidak disangka-sangka, ternyata juga memberikan informasi yang berguna, dari situ loyalitas terbangun.

Jadi urutannya adalah visibility, awareness kemudian loyalty, lalu me-maintain, jangan lupa bahwa produknya sendiri juga harus bagus/enak, kalau makanannya mantab dan ada aspek out of the boxnya, gampang banget nyebarnya karena barang bagus itu “shareability”nya tinggi di social media.

Satu hal yang tdak boleh dilupakan adalah content. Content sangat crucial dan akan menentukan seberapa lama orang bertahan untuk tetap mencari dan menunggu update dari akun tertentu. Suatu UKM harus jeli melihat kesempatan memberikan content yang bersifat engaging. Jika belum yakin bahwa plain text content akan cukup menarik dan engaging, visual content dapat menjadi pilihan yang lebih visible sehingga cenderung lebih mudah dan menarik pembaca. Perlu diperhatikan juga bahwa visual content yang disajikan dapat memberi nilai tambah bagi pembaca, yang akan membuat dia lebih share-able. Foto adalah salah satu yang banyak disebarluaskan secara cepat di Indonesia. Untuk UKM yang ingin hard sell, memberikan update beserta foto produk misalnya, tentu lebih menonjol dibandingkan memberikan update yang sebetulnya bagus tapi sekadar teks saja. Video atau infographic juga merupakan content yang menarik bagi netizen. Kita bisa banyak bermain-main dengan materi yang disajikan melalui video dan infographic. Untuk menyajikan infographic dan video yang layak dan menarik tentu effort-nya tentu lebih besar, tetapi impact-nya juga sebanding. By providing good contents, people will know you, and then they will keep coming back to see what’s the latest thing you have on plate for them.

Strategi lainnya adalah memberikan sample produk kepada influencer dan membangun partnership dengan entitas lain yang banyak dikenal orang atau memiliki sifat viral, contohnya UKM kuliner perlu untuk membuat partnership dengan aplikasi-aplikasi, website, komunitas, influencer di bidang makanan seperti Foodspotting kalau di USA, komunitas jalan sutra dan semacamnya, memperkenalkan makanan ke para pemerhati makanan, minta masukan ke mereka, lebih baik jika minta dikritisi sebagai partner atau teman daripada sebagai konsumen, karena jika dikritisi sebagai konsumen biasanya tidak tanggung-tanggung dan berita negatifnya langsung tersebar, lebih baik samperin baik-baik dan minta masukan sebagai partner untuk kerjasama, jika komunitas pemerhati makanan tertarik dengan produk Anda, word of mouth akan menyebar dengan sendirinya. Kedekatan dengan komunitas yang terkait dengan produk Anda juga merupakan hal yang sangat penting, salah satunya sebagai channel untuk menyebarkan informasi promosi Anda, karena Anda perlu menyebarkan promo dan konten-konten Anda ke channel yang tepat dan targeted.

Beberapa brand atau UKM memang berteman dan memiliki hubungan personal dengan orang-orang yang bertipe influencer social media dan bisa minta bantuan untuk buzz dengan biaya murah, tetapi untuk UKM yang belum punya akses ke influencer, mau tidak mau memang harus berani melakukan promo dan mengeluarkan biaya.

Contoh lain UKM software house untuk masuk socmed adalah dengan konten edukasi, misalnya yang lagi ngehit sekarang adalah SEO (Search Engine Optimization), SEO yang dishare adalah ilmunya, orang kalau ngerjain sendiri biasa repot banget, orang mendingan nyari SEO expert untuk ngerjainnya karena buang-buang resource internal, paling tidak konten harus mengedukasi tentang apa itu SEO dan bagaimana prosesnya sampai suatu website bisa nomor 1 di search engine dalam beberapa bulan, lalu mengedukasi jenis-jenis SEO, seperti on page, off page, sharing tools gratis terbaru yang licensenya free, misalnya seperti itu, sharing ke sesama menjadi sangat penting.

Beberapa brand atau UKM memang memiliki “social object” alias bahan pembicaraan yang menarik di social media, misalnya orang yang suka modifikasi motor akan otomatis “ngumpul” di socmednya Honda atau Yamaha, bagaimana dengan brand atau UKM yang social objectnya tidak menarik? misalnya brand yang bersifat mass product seperti baterai, sabun cuci, harus membuat sesuatu yang engaging, pakai foto, content games atau content lainnya, yang setidaknya membuat calon fans bertahan di situ, melihat lihat lalu jadi fans, atau for the sake of playing the game, achievement dari game tersebut juga sebisa mungkin di posting ke status dan buat leaderboard untuk mendorong lebih banyak orang ikut bermain dengan gamification leaderboard, bisa juga dihubungkan dengan sales, caranya dengan memasukkan kode tertentu di tiap produk yang dibeli, lalu kode itu bisa digunakan untuk main game berhadiah atau kodenya harus dimasukkan ke fans page untuk diundi.